فى انتظارك
لا اقدر ان اكذب لمرة اخرى
قد د هن الد نياكلها
ولو ا جرب نفسى ثا بتاوا نكر ته
و لكن كلها بدو ن ا ي فائدة
وتصا عدالرجاء
يغفر الا ف الشعوري
االذى نبت منذ ا يا م التار حية
كلها بكماءدون الكلا م
اا لطا لبة ا لفقير ة ا لي ر حمة الله_ ستى ر ملة ا حسن
غو لؤ- غو لؤ-مد ر سة ا لعا لية قسم الد ر سا ت ا سلا مية
Sabtu, 21 November 2009
KEMAJUAN IPTEK PERMUDAH APLIKASI ILMU AGAMA
Oleh: Musyarrofah, XII IPS 1
Pesatnya perkembangan IPTEK sangat memudahkan manusia dalam melakukan berbagai aktifitas. Termasuk dalam hal ini kemudahan dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan formal.
Sebagai contoh, dengan memanfaatkan audio visual sebagai salah satu produk kemajuan IPTEK, para siswa dapat dengan mudah memahami berbagai materi yang disampaikan oleh guru mereka.
Tak hanya materi umum yang sangat terbantu dengan adanya berbagai kemajuan IPTEK, materi agama pun dapat dngan mudah diakses melalui alat tekhnologi. Semisal, aplikasi zakat yang kini mulai dipraktekkan di MA 1 Anuqayah Putri, salah satu lembaga berbasis . Dengan hanya mengaktifkan program khusus di komputer dan melengkapi data yang diminta, para siswa dapat dengan mudah mengetahui berapa jumlah zakat yang harus dikeluarkan oleh mereka.
Di satu sisi, program tersebut memang sangat membantu para siswa dalam memahami ilmu fiqih khususnya bab zakat. Namun, di sisi lain hal ini dapat menyebabkan siswa malas mempelajai teori zakat yang terdapat dalam kitab, karena tanpa memahai teori zakat pun mereka dapat dengan mudah megetahui jumah zakat yang harus dikeluarkan dengan benar. Padahal, tidak selamanya meraka dapat mengakses komputer.
Untuk mengantispasi kemugkinan tersebut, guru materi fiqih tetap menjelaskan teori-teori zakat hingga para siswa benar-benar paham.
Pesatnya perkembangan IPTEK sangat memudahkan manusia dalam melakukan berbagai aktifitas. Termasuk dalam hal ini kemudahan dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan formal.
Sebagai contoh, dengan memanfaatkan audio visual sebagai salah satu produk kemajuan IPTEK, para siswa dapat dengan mudah memahami berbagai materi yang disampaikan oleh guru mereka.
Tak hanya materi umum yang sangat terbantu dengan adanya berbagai kemajuan IPTEK, materi agama pun dapat dngan mudah diakses melalui alat tekhnologi. Semisal, aplikasi zakat yang kini mulai dipraktekkan di MA 1 Anuqayah Putri, salah satu lembaga berbasis . Dengan hanya mengaktifkan program khusus di komputer dan melengkapi data yang diminta, para siswa dapat dengan mudah mengetahui berapa jumlah zakat yang harus dikeluarkan oleh mereka.
Di satu sisi, program tersebut memang sangat membantu para siswa dalam memahami ilmu fiqih khususnya bab zakat. Namun, di sisi lain hal ini dapat menyebabkan siswa malas mempelajai teori zakat yang terdapat dalam kitab, karena tanpa memahai teori zakat pun mereka dapat dengan mudah megetahui jumah zakat yang harus dikeluarkan dengan benar. Padahal, tidak selamanya meraka dapat mengakses komputer.
Untuk mengantispasi kemugkinan tersebut, guru materi fiqih tetap menjelaskan teori-teori zakat hingga para siswa benar-benar paham.
HITAM PUTIH
Oleh Mam chan
Setitik air mata luka
Aroma gerimis, akhir kemarau
Kuikat aroma duka
Saat langkahmu menghilang
Mawar merah nan berduri
Beracun dan mematikan
Aku kehilangan jejakmu
Di tengah tiupan angin
Di antara jubah putih suteramu
Aku tak lagi tahu
Mengerti setiap rintihan
Gejolak jiwa
Hingga akhir luka itu menganga
Tak usah bertanya aroma kamboja
Tangan ini selalu ada
Dengan rasa
Kini kau pergi untuk selamanya
Setitik air mata luka
Aroma gerimis, akhir kemarau
Kuikat aroma duka
Saat langkahmu menghilang
Mawar merah nan berduri
Beracun dan mematikan
Aku kehilangan jejakmu
Di tengah tiupan angin
Di antara jubah putih suteramu
Aku tak lagi tahu
Mengerti setiap rintihan
Gejolak jiwa
Hingga akhir luka itu menganga
Tak usah bertanya aroma kamboja
Tangan ini selalu ada
Dengan rasa
Kini kau pergi untuk selamanya
Gerhanakah matahari?
Oleh: Eva M
aku bermimpi berselimut cahaya
berkalungkan aroma sakura
semerbak mewangi
sekejap, kemudian gelap
ada apa? Gerhanakah matahari?
Aku tak sempat bersuara
Semua sudah merana
aku bermimpi berselimut cahaya
berkalungkan aroma sakura
semerbak mewangi
sekejap, kemudian gelap
ada apa? Gerhanakah matahari?
Aku tak sempat bersuara
Semua sudah merana
Intuisi Gadis Giligenting
Oleh: Zhie al-gility
Asmaraku,
Berjalan dengan tenang
Menyusuri lembah padang pasir,
Gunung-gunung serta hamparan batu karang
Perjalanan yang begitu mengesankan
Berjuta kemenangan ku genggam di tangan
Bukit telah ku tendang
Gunung-gunung telah ku hancurkan
Jadilah aku “kembang chora”
Waktupun menuai sejuta memory indah
Kahuripan ku lukis dengan puluhan darah
Sumur tumpang, soro’, tanggul, pesisir utara dan chora istana kedamaianku
Pernah ku taburi mekarnya bunga- bunga indah
Kumbang-kumbang ku buat terluka
Hati para orang tua ku buat kecewa
Air mata bagai rintik hujan kecil
Tangis kenistaan persis kidung serunai
Ratap pengharapan mengalir bagai lembutnya arus sungai
Kedamaian adalah belahan kelukaan
Eindahan adalah bagian kenistaan
Tawa-tawa kecil mengalun
Mengahantar sejuta rajutan dari ratap permintaan
Tahukah engkau nyata tindas di hatiku?!
Asmaraku,
Berjalan dengan tenang
Menyusuri lembah padang pasir,
Gunung-gunung serta hamparan batu karang
Perjalanan yang begitu mengesankan
Berjuta kemenangan ku genggam di tangan
Bukit telah ku tendang
Gunung-gunung telah ku hancurkan
Jadilah aku “kembang chora”
Waktupun menuai sejuta memory indah
Kahuripan ku lukis dengan puluhan darah
Sumur tumpang, soro’, tanggul, pesisir utara dan chora istana kedamaianku
Pernah ku taburi mekarnya bunga- bunga indah
Kumbang-kumbang ku buat terluka
Hati para orang tua ku buat kecewa
Air mata bagai rintik hujan kecil
Tangis kenistaan persis kidung serunai
Ratap pengharapan mengalir bagai lembutnya arus sungai
Kedamaian adalah belahan kelukaan
Eindahan adalah bagian kenistaan
Tawa-tawa kecil mengalun
Mengahantar sejuta rajutan dari ratap permintaan
Tahukah engkau nyata tindas di hatiku?!
TEMBANG DUKA
Oleh: Zhie al-gility
Kutertunduk dalam asa
Merangkai kata-kata
Satu persatu ku urai kata
Dalam tarian tinta
Menabur tembang-tembang duka
Silau resah ku rasa
Saat di situ ku tulis sebuah nama
Berubah jadi gundah
Saat disana ku sibak cerita
Betapa jiwa resah dan terluka
Kala penaku berubah jadi tetes air mata
Kutertunduk dalam asa
Merangkai kata-kata
Satu persatu ku urai kata
Dalam tarian tinta
Menabur tembang-tembang duka
Silau resah ku rasa
Saat di situ ku tulis sebuah nama
Berubah jadi gundah
Saat disana ku sibak cerita
Betapa jiwa resah dan terluka
Kala penaku berubah jadi tetes air mata
Langganan:
Postingan (Atom)