oleh: Zhie Al-gility, XII IPS 1
Aku dalam teraan
Lukisan
Dan puisimu
Dalam teraanmu kau menudingku
Memaksa kuncup bungamu yang terkatup
Agar mekar mengembangkan aroma asmara
Dalam lukisanmu kau taburi nuraniku dengan canda misterimu
Aku gersang dalam diarymu
Kau semburkan kidung-kidung syahdu
Dilema antara keterpaksaan dan cinta
Antara kehormatan jiwa
Sementara aku kau biarkan terus menunggumu
Dalam 1001 memory yang tak bertepi
Aku dalam puisimu
Seperti kejora hati
Lukisan penduduk sorgawi
Satu matamu tak dapat kau dustai
Menjadi saksi perjalanan kita
Dalam 1001 memory serta sepasang merpati
Yang kau tera dalam memorymu
Adalah bukti hati mana yang kau pilih
Walau 1001 memory berubah menjadi percikan api
Asap itu tak mungkin bisa dipungkiri
Puisimu adalah gerak nuranimu
Dan cinta yang kau gubah menjadi benci
Adalah sandiwara yang tak bisa kau tutupi
Satu mata dalam 1001 memory
Tak mungkin kau gubah menjadi 1001 mata dalam satu memory
Karena mata itu kesaksian hakiki
Sabtu, 12 Desember 2009
Imajinasi sore
Oleh: Rara Zarary, XI IPS 3
Aku di bawah awan mendung
Merenungimu sampai tertidur
Lalu wajahmu hadir di bunga istirahatku
Duaaaar…..!
Aku terkejut, petir menyambar tubuhku
Hujan membasahiku
Aku lari ke dalam rumah
Lau kembali tidur
Dalam keadaan tak memiliki arah
Hanya berharap kau akan kembali
Menjumpaiku dalam mimpi
Karena aku merindukanmu
Aku di bawah awan mendung
Merenungimu sampai tertidur
Lalu wajahmu hadir di bunga istirahatku
Duaaaar…..!
Aku terkejut, petir menyambar tubuhku
Hujan membasahiku
Aku lari ke dalam rumah
Lau kembali tidur
Dalam keadaan tak memiliki arah
Hanya berharap kau akan kembali
Menjumpaiku dalam mimpi
Karena aku merindukanmu
Langganan:
Postingan (Atom)