Jumat, 29 Oktober 2010

Sejarahku

Oleh: Dina Olivia
XII IPS 3
Aku adalah bagian dari serpihan luka yang terbuang
Lewat perkawanan yang mulai tunggal
Menyisakan cerita tentang sejarah
Bersama mimpi yanng mulai tajam
Aku yang dijadikan suara dalam tubuh membentur sukma
Menjadi perahu sampai hening ciptakan sembilu
Seperti mimpi membagi siasat dengan waktu
Lalu bagaimana aku membuka tabir dalam tabir
Cinta bahkan keindahan, sementara aku adalah
Gelombang dalam serpihan luka yang terbuang
Sejenak aku tersadar………
Ternyata semua itu masih terasa
Dalam catatan nokta yang tak berurutan arah
Mengurai sunyi netralkan rasa
Hingga akhirnya menjadi kabut dalam
Metamorfosa diam tanpa kata

Rintihan Si Merah

Oleh: Hidayatur Rahimah
XI IPA
Kala berkobar api membara
Setumpuk kayu hanguslah sudah
Tinggal kenangan abu berhijrah
Kugali lagi sepetak tanah
Tuk akhiri kisah berdarah
Namun kerikil tetaplah asa
Tuk lewati jembatan berdansa
Hanya saja korek api menyeringai
Tanpa asa
Lalu mutiara mata coba
Aliri dengan fitrahnya

Muzaik Sepi

Oleh: Alfa Zauri
XI IPS 4
Saat ego menggunung
Hati membatu
dan senyum tak seramah dulu
Pergilah!!!!
Tinggalkan aku sendiri
Pada saat itu…
Yang aku butuhkan adalah sepi
Saat wajah legam
Nurani pekat mengelam
Dan nafas tak lagi beraturan
Menyingkirlah!!!
Lenyap diperpusaran waktuku
Karna kaupun tak begitu tau
Bahwa sepi sebagian hidupku
Kata sabda memuncak
Indra bergerak dan aku berlagak
Enyahlah!!!!!
Alphakan prifasimu
Butuhku pada sepiku
Tuk tenangkan jiwaku
Kala nafas tersenggal
Dada kian sesak
Jangan mengiba!!!
Daku bukanlah siapa-siapa
Ada dan tiadaku sama saja

Penantian

Oleh: Aphzain
XI IPS 1
Menapaki jalan penuh berduri
Mengarungi rongga-rongga tanpa asa
Nada-nada simponi menyulut kalbu
Mengajakku berkelana di ujung senja
Terpaut hati aku merana
Menyadari akan satu hal
rasa… hilang…
Bendungan cinta tak kuasa ku tampung
Tertancap sudah kesan yang ada
Menanti angin tak kunjung jumpa

Aku Tak Seindah Hujan

Oleh:H-R
XII IPA
Ketika rintik hujan menyapa dahan
Ku coba sentuh lewat hujan
Merasakan suhu yang tersimpan
Namun ia lari
Lewati guratan garis tak beraturan
Ia terus mengalir menjauhiku
Pergi tak tertahan
hingga terserat akar tunggang

Minggu, 17 Oktober 2010

Hipokritkah?

Oleh: Ummul Hasanah
XII IPA
Puisiku talah beku
atersia harmoni rindu
Kutancapkan di hatinya
Karena jiwa mulai melepuh
Hanya pusaka puisi
Adalah teman merajut hati
Cinta itu perciakan senja
Reaksinya berdampak maha
Dia adalah maha
Tak sebanding persamaan masa
Selamat tinggal yang tertimbun
Oleh sepi kosong bertabung
Bangunan molekul terpatung setelah itu...
Berinduksi mendung sebanding ketentraman
Bait keasrian rasa
Tak ada yang tahu
Di sini aku membeku biru

Menyatukan Persepsi untuk Menggagas FKKKM

Ternyata benar pernyataan yang mengungkapkan bahwa, jika suatu masalah diselesaikan sendiri, tidak akan ada putusnya. Begitupun dengan MA 1 Annuqayah Pi. Jika segala permasalahan yang menyangkut sekolah ini hanya diselesaikan oleh MA 1 Annuqayah Pi saja, pasti membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Maka dari itu, pada 11 oktober lalu, MA 1 Annuqayah Pi ikut memprakarsai terbentuknya FKKKM atau Forum Kelompok Kerja Kepala Madrasah . Memang, sebelumnya tidak ada berita kalau MA 1 Annuqayah Pi ikut andil dalam FKKKM tersebut. Tapi, karena sampai saat ini masih terus dilakukan upaya tindak lanjut setelah terbentuknya FKKKM tersebut, rasanya tidak basi jika kegiatan tersebut masih dibahas.
Bukan MA 1 Annuqayah Pi saja yang ikut menyatukan persepsi untuk menggagas FKKKM di Annuqayah. Tapi juga Madrasah Aliyah sederajat yang masih ada di bawah naungan Pondok Pesantren Annuqayah seperti, MA 1 Annuqayah Pa, SMA Pa Annuqayah, SMA 3 Pi Annuqayah, SMK Pi Annuqayah, SMK Pa Annuqayah, MAT Annuqayah, dan MA 2 Annuqayah.
Di forum itulah, segala permasalahan yang dihadapi oleh sekolah khususnya tenaga pengajar di masing-masing sekolah, dipecahkan bersama. Namun uniknya, forum yang dihadiri oleh perwakilan masing-masing Kepala Sekolah itu, tidak monoton pada pemecahan suatu masalah saja. Forum KKKM juga membahas ide-ide baru yang belum terpecahkan pada pertemuan di tingkat guru. Jadi…, meskipun dewan guru dari masing-masing sekolah tidak ikut bermusyawarah, mereka gak hawatir lagi kok! ide-ide mereka tak terpecahkan.Kan udah ada Kepala Sekolah masing-masing yang bermurah hati menyampaikan ide yang mereka punya…
Setelah Forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah terbentuk, upaya tindak lanjut pembentukan FKKKM itu masih terus dilaksanakan.Hingga saat ini, para pembentuk FKKKMpun masih mengurusi surat hasil keputusan Forum tersebut yang akan diajukan kepada pengurus pesantren , guna mendapat kamaslahatan bersama.Sukses selalu FKKKM Annuqayah…….

Sabtu, 16 Oktober 2010

Pentas Seni Perdana,Aulapun Perdana

Melihat semakin maraknya karya-karya seni yang dipertontonkan pada halayak ramai,so pasti MA 1 Annuqayah Pi gak mau ketinggalan.Sejak minggu- minggu kemarin Peng.OSIS MA 1 Annuqayah Pi bagian Kesenian terlihat sibuk mencari cara agar siswi-siswi MA 1 Annuqayah Pi tidak pasif dalam hal seni. Setelah para pengurus OSIS mengadakan musyawarah, akhirnya mereka menemukan cara brilliant untuk meningkatkan jiwa seni yang sempat hilang dari darah siswi MA 1 Annuqayah Pi. Kenapa dibilang sempat hilang...?. Karena pada periode-periode sebelumnya, siswi MA 1 Annuqayah Pi dikenal aktif dalam hal seninya. Namun,sejak pentas seni atau "pensi" kata siswi MA,dihapus dari proker OSIS Bag.Kesenian oleh Peng. OSIS periode 2009-2010,siswi MA 1 Annuqayah Pi jadi kebingungan mencari wadah untuk menuangkan kreasi seni yang mendarah daging dalam diri mereka.Bagaimana tidak?.Bayangkan saja! kalau wadah yang sering digunakan menghilang, pasti penggunanya kebingungan kan......?
Alhamdulillah,ide yang didapat saat musyawarah pengurus OSIS periode 2010-2011, bisa menjadi solusi untuk mengusung kembali citra seni MA 1 Annuqayah Pi. Nah,pada jum'at kemarinlah ide itu dituangkan kembali dalam acara pentas seni perdana yang dimotori oleh siswi kelas XII prog.Keagamaan dan siswi kelas XII prog.IPS 2. Hebatnya..., meskipun pentas seni kemarin merupakan pentas seni perdana, ternyata penampilan yang di suguhkan untuk para audiences cukup membanggakan. Yach…… walaupun masih ada siswi yng merasa acara mereka kurang sempurna.” Tapi kita optimis kok! Karena penampilan kita sesuai dengan waktu latihan yang lumayan minim” ungkap mereka.
Acara pentas seni seperti kemarin, yang terbiasa dijadikan wadah bagi siswa MA 1 Annuqayah Pi untuk menuangkan karya seni seperti teater, pantomim, dramatisasi puisi dan seni-seni lainnya, terlihat berbeda dari pada pentas seni sebelumnya. Letak perbedaanya adalah pada tempat yang digunakan untuk merealisasikan kegiatan pentas seni tersebut. Kalau periode sebelum-sebelumnya,tempat yang digunakan adalah ruang kelas yang dijadikan aula. Tapi sekarang gak lagi….karena dari segi pembangunan, MA 1 Annuqayah Pi sudah bisa dibilang sukses. Buktinya, selain membangun kelas-kelas baru,agar tidak ada lagi siswi MA 1 Annuqayah Pi yang harus sekolah sore, sekolah juga menyediakan aula baru yang lebih memadai.Yup!di aula barulah Siswi MA 1 Annuqayah Pi nonton pentas seni perdana bareng-bareng.
Jadi…..,gak ada lagi tuch bahasa gak muat karena penontonnya membeludak.Kan sekolah sudah memberikan solusi terbaik untuk siswi-siswi MA 1 Annuqayah Pi. Makasih sekolahku tercinta…..

Rabu, 13 Oktober 2010

Maduraku Berdarah

Di2n El- Syah
XII IPS 3
Dalam jasad-jasad yang menjadi tanah
Dalam sebuah kisah dari seribu satu tragedi
Kubacakan ayat-ayat sejarah
Dikampung tua merebahkan muslihat menjadi pecah
Dengan episode darah bumi
Rasa tubuh ini sudah kaku lagi untuk bersandiwara
Lalu haruskah, kusungging senyum menyapa embun
Tanahku esok atau lusa...?
Sedangkan madura telah berdarah,dengan bendera setengah tiang
Hingga terlihat jelas hitam di atas putih
Lalu kemana hati nurani mereka...?
Gerak liar memberangkus sesama
Mengalunkan kematian di tanah sufi
Kini ia telah berdarah...
Menyisakan luka pada Maduraku...

Dialog Sunyi

H-R
XII IPA MA 1 A Pi
Ku rangkai aksara demi aksara
Membentuk dialog tak bermakna
Tercipta dengan seksama
Membuat jiwa tak berdaya
Tak lepas dengan mulut menganga
Membentuk separuh bulan
Dan lembah sungai nil disampingnya
Terus merangkai aksara bunga
Hingga waktu teramnesia
Inginku abadikan kisahnya
Namun tangan tak mampu memahat
Hanya saja sebait puisi
Menggantikan asa tertunda
Tuk wakili jiwa yang kian terkikis