Malamku semakin kelam
Jiwaku runtuh bersama airmata yang luruh
Satu per Saturday aku tersungkur diatas keputusasaan
Serangkaian perjalanan yang ku rajut bersamna uluran kasihnya
Terukir abadi dalam bingkai senja dimata indahnya
Walau kini ia perlahan memudar
Mengganti dengan senyap yang terus mendera
Mengapa cahaya itu semakin menjauh?
Saat aku benar-benar tak bisa menggapainya
Aku sudah cukup tersiksa dengan kegelapan
Kini, aku harus melangkah ditengah titian yang lebih pekat
Tawa itu sulit tuk ku cipta
Hanya ada sakit dan luka
Yang mengakar dalam jiwa
Cahaya, terlalu sulitkah tuk ciptakan rasa yang benar-benar ada untukku?
Kamis, 31 Desember 2009
TETES KEPEDIHAN
Oleh: Siti Ida Wardah, X IPS 7
Aku tertawa dalam duka
Aku tersenyum dalam rintihan
Begitu cepat bulan berputar
Kurindukan sebuah kebersamaan
Tapi…
Hingga kutemui detik-detik ini
Yang kulalui
Paling akhir bersamamu
Penuh haru dan air mata
Demi satu harapan baru
Untuk cita-cita esok hari
Sahabat…
Kini telah terjadi puing kenangan
Selamat tinggal selamat berpisah
Selamat mengayuh bahtera
Memetik samudera cinta
Di atas kuasa Tuhan
Aku tertawa dalam duka
Aku tersenyum dalam rintihan
Begitu cepat bulan berputar
Kurindukan sebuah kebersamaan
Tapi…
Hingga kutemui detik-detik ini
Yang kulalui
Paling akhir bersamamu
Penuh haru dan air mata
Demi satu harapan baru
Untuk cita-cita esok hari
Sahabat…
Kini telah terjadi puing kenangan
Selamat tinggal selamat berpisah
Selamat mengayuh bahtera
Memetik samudera cinta
Di atas kuasa Tuhan
DETIK-DETIK AWAL PERPISAHAN
Oleh: Siti Ida Wardah, X IPS 7
Kini tinggallah ku sendiri
Menanti datangnya perpisahan
Yang hanya akan membuat kepiluan
Namun siapa sangka rasa kepedihan
Adalah awal detik perjalanan
Maka menangislah, menjeritlah
Sekeras mungkin biar dunia tau
Betapa sedihnya meninggalkan
Sekolah tercinta ini
Dan betapa pedihnya rasa hati ini
Sebab sampai detik ini pun
Air mata tak bisa terbendung
Dan cabutlah mata yang nanar
Basah jadi saksi bisu
Walaupun kini kita harus berpisah
Kini tinggallah ku sendiri
Menanti datangnya perpisahan
Yang hanya akan membuat kepiluan
Namun siapa sangka rasa kepedihan
Adalah awal detik perjalanan
Maka menangislah, menjeritlah
Sekeras mungkin biar dunia tau
Betapa sedihnya meninggalkan
Sekolah tercinta ini
Dan betapa pedihnya rasa hati ini
Sebab sampai detik ini pun
Air mata tak bisa terbendung
Dan cabutlah mata yang nanar
Basah jadi saksi bisu
Walaupun kini kita harus berpisah
KEPASTIAN
Oleh: Nur Faiqah, XI IPS 1
Aku ragu tentang rasa
Yang kau ucap padaku
Aku takut rasa itu
Hanya nafsu belaka
Aku ingin semuanya nyata
Aku ragu tentang rasa
Yang kau ucap padaku
Aku takut rasa itu
Hanya nafsu belaka
Aku ingin semuanya nyata
KEHENDAKKU
Oleh: Vieta, XI IPS 5
Ingin ku mendekatkan diri pada-Nya.
Tapi…!
Rasa ini juga tak mungkin berpaling dari moe…
Kini hidup jadi dillema
Harus dilema antara kau dengan Tuhanku…
Aku tak mungkin menyingkirkamoe
Dari hidupku…
Dan aku juga tak mungkin
Menyingkirkan Tuhan dari kalbuku…
Karena bagiku
Tuhan segala-galanya
Tapi kau?
Kau hanya satu! Sebagai penyempurna hidupku…
Ingin ku mendekatkan diri pada-Nya.
Tapi…!
Rasa ini juga tak mungkin berpaling dari moe…
Kini hidup jadi dillema
Harus dilema antara kau dengan Tuhanku…
Aku tak mungkin menyingkirkamoe
Dari hidupku…
Dan aku juga tak mungkin
Menyingkirkan Tuhan dari kalbuku…
Karena bagiku
Tuhan segala-galanya
Tapi kau?
Kau hanya satu! Sebagai penyempurna hidupku…
JANJI
Oleh: lutfiyatun. Hs, XI IPS 1
Kawan…
Jangan kau kira aku lupa akan semua hal tentang kita
Jangan kau kira aku akan menghapus semua file indah
Yang telah kita lalui bersama di Efulgensi
Dan jangan pernah kau menyangka aku akan lupa pada
Janji yang telah kita ucapkan bersama.
Memang…
Perpisahan kita saat menjadi jurang perbedaan
Tapi sadarkah kau…?
Perpisahan ini karena cinta dan cita-cita
Aku akui…
Aku memang tak lagi mengenal duniamu
Dan kau pun sudah tak lagi mengenal duniaku
Tapi perpisahan ini
Tak kan membuatku lupa akan perlakuan mereka
Aku tak akan mambiarkan mereka jaya
Karena terlalu sakit luka yang telah mereka torehkan
Kawan…
Semua hal tentang kita akan selalu kusimpan dalam memory pribadiku
Dan tak akan pernah kuhapus meski hanya satu deret
Dan aku janji…!
”pertandingan akan segera kumulai”
Kawan…
Jangan kau kira aku lupa akan semua hal tentang kita
Jangan kau kira aku akan menghapus semua file indah
Yang telah kita lalui bersama di Efulgensi
Dan jangan pernah kau menyangka aku akan lupa pada
Janji yang telah kita ucapkan bersama.
Memang…
Perpisahan kita saat menjadi jurang perbedaan
Tapi sadarkah kau…?
Perpisahan ini karena cinta dan cita-cita
Aku akui…
Aku memang tak lagi mengenal duniamu
Dan kau pun sudah tak lagi mengenal duniaku
Tapi perpisahan ini
Tak kan membuatku lupa akan perlakuan mereka
Aku tak akan mambiarkan mereka jaya
Karena terlalu sakit luka yang telah mereka torehkan
Kawan…
Semua hal tentang kita akan selalu kusimpan dalam memory pribadiku
Dan tak akan pernah kuhapus meski hanya satu deret
Dan aku janji…!
”pertandingan akan segera kumulai”
Hanya Satu
Oleh: Wiwiek “Pearl Oyster”, XII IPS 1
Langkahmu mengenang api pahitku
Menyengat sekujur tubuhku
Telanjang tangis yang kian ku simpuhkan
Semua muncul menerkamku
Menyerbu
Perlahan dan pasti
Ku terendam
Allah, dzunnubi…
Yang melupakan-Mu
Dibudak dunia
Yang melalaikan-Mu
Terlena harta
Hingga lusuh tangisku menggunung
Dan aku terlelap ku hampaan dalam dekapan malam
Allah, dzunnubi…
Langkahmu mengenang api pahitku
Menyengat sekujur tubuhku
Telanjang tangis yang kian ku simpuhkan
Semua muncul menerkamku
Menyerbu
Perlahan dan pasti
Ku terendam
Allah, dzunnubi…
Yang melupakan-Mu
Dibudak dunia
Yang melalaikan-Mu
Terlena harta
Hingga lusuh tangisku menggunung
Dan aku terlelap ku hampaan dalam dekapan malam
Allah, dzunnubi…
Teka-teki Hati
Oleh: Lil@, XII IPS 4
Apa yang dia nanti dari dalam diri?
Datang dan pergi
Silih berganti
Buat ku tak mengerti
Buat ku tak percaya diri
Aku sedih
Aku sepi
Karena adam dapat bingungkan hati
Datang dan pergi tak pasti
Hanya untuk permainkan hati
Hanya untuk hianati
Sang “Dewi”
Apa yang dia nanti dari dalam diri?
Datang dan pergi
Silih berganti
Buat ku tak mengerti
Buat ku tak percaya diri
Aku sedih
Aku sepi
Karena adam dapat bingungkan hati
Datang dan pergi tak pasti
Hanya untuk permainkan hati
Hanya untuk hianati
Sang “Dewi”
Pedihnya Sebuah Perpisahan
Oleh: Heril, XII IPS 4
Di saat detik akhir dari perjalanan putaran sang waktu
Tanpa terasa aku telah terdampar
Di lembah nan penuh naifnya sebuah kesepian
Aku termenung di atas kerinduan
Terbuai harapan tuk kembali brecengkrama
Serta berbagi rasa dalam indahnya panorama bahagia
Spertia saat bersama di bilik Annuqayah
Aku hanya diam membisu
Tanpa sebait kata yang dapat terungkap
Dari rangkaian sebuah kalimat perpisahan
Di saat detik akhir dari perjalanan putaran sang waktu
Tanpa terasa aku telah terdampar
Di lembah nan penuh naifnya sebuah kesepian
Aku termenung di atas kerinduan
Terbuai harapan tuk kembali brecengkrama
Serta berbagi rasa dalam indahnya panorama bahagia
Spertia saat bersama di bilik Annuqayah
Aku hanya diam membisu
Tanpa sebait kata yang dapat terungkap
Dari rangkaian sebuah kalimat perpisahan
Menunggu
Oleh: M. Noer Hayanie Hs., XII IPS 4
Biarkan aku berkelana
Mencari seuak rasa
Pada episode yang telah lalu
Sudah satu jam aku menunggu
Di stasiun keabadian
Namun bayangmu tetap maya
Maya dan tampak suram
Aku mengharapmu di rangkaian rel kesetiaan
Namun rel itu tampak karat
Pada sosok hadirmu
Yang mungkin telah sirna
Biarkan aku berkelana
Mencari seuak rasa
Pada episode yang telah lalu
Sudah satu jam aku menunggu
Di stasiun keabadian
Namun bayangmu tetap maya
Maya dan tampak suram
Aku mengharapmu di rangkaian rel kesetiaan
Namun rel itu tampak karat
Pada sosok hadirmu
Yang mungkin telah sirna
Ku Kenang Titik Juangnya
Oleh: Wiwiek “Pearl Oyster”, XII IPS 1
Menggaung di segala penjuru
Teriakan pedang dengan lompat kuda begitu bambu
Dengan sangar menusuk-nusuk
Tumpah darah dahsyat !
Darah manis sang mujahid
Saat mereka sibuk dengan tumpas, peluhnya
Kemilau pedang api yang menancap
Runtuh sembarang pedang
Senyap…
Jatuh semua mata monoton
Menyaksikan tebran cinta Tuhan
Pada hembus akhirnya
HAMZAY…..
Ku kenang juangmu dengan tinta emasku.
Menggaung di segala penjuru
Teriakan pedang dengan lompat kuda begitu bambu
Dengan sangar menusuk-nusuk
Tumpah darah dahsyat !
Darah manis sang mujahid
Saat mereka sibuk dengan tumpas, peluhnya
Kemilau pedang api yang menancap
Runtuh sembarang pedang
Senyap…
Jatuh semua mata monoton
Menyaksikan tebran cinta Tuhan
Pada hembus akhirnya
HAMZAY…..
Ku kenang juangmu dengan tinta emasku.
Desahmu Bisuku
Oleh: Willy Love”Pearl Oyster Class”, XII IPS 1
Seandainya ku bisa
Ingin sekali ku dirikan istana untukmu
Istana cinta-Nya
Istana kasih-Nya dan bergam istana yang kau inginkan
Tapi hina dalah aku
Lemah
Karenanya ku hanya bisu dio kesenyapanmu
Ku hanya diam di hadapan malam-Nya
Menabur mutiaraku untukmu;mutiara bening teroles tasbihnya
Seandainya ku mampu
Ku putar kembali rekaman perjalananmu
Lalu…….
Ku lantangkan suaraku
Hadirmu adalah ada
Nyata dan pasti
Tapi desahmu tak lagi berbisik
Semua membuatku sesak
Seandainya ku bisa
Ingin sekali ku dirikan istana untukmu
Istana cinta-Nya
Istana kasih-Nya dan bergam istana yang kau inginkan
Tapi hina dalah aku
Lemah
Karenanya ku hanya bisu dio kesenyapanmu
Ku hanya diam di hadapan malam-Nya
Menabur mutiaraku untukmu;mutiara bening teroles tasbihnya
Seandainya ku mampu
Ku putar kembali rekaman perjalananmu
Lalu…….
Ku lantangkan suaraku
Hadirmu adalah ada
Nyata dan pasti
Tapi desahmu tak lagi berbisik
Semua membuatku sesak
Sound Akbar Tak Terdengar
Oleh: Safaraini
Di ujung senja merah
Saat syair-syair akbar melantang
Di penjuru dunia
Merdu tak terdengar
Semua itu ikut berceloteh seolah tak peduli
Menyanyi, berdendang KARDIMAN
Sibuk dengan lakon mereka
Nikmat-Nya diberi
Syukurmu kau simpan dengan keegoanmu
Yang melambung di atas awang-awang kehinaan
Jauh kau jauh
Aku jijik melihatmu
Pergi jauh, pergi kau!
Renungkan kesalahanmu!
Di ujung senja merah
Saat syair-syair akbar melantang
Di penjuru dunia
Merdu tak terdengar
Semua itu ikut berceloteh seolah tak peduli
Menyanyi, berdendang KARDIMAN
Sibuk dengan lakon mereka
Nikmat-Nya diberi
Syukurmu kau simpan dengan keegoanmu
Yang melambung di atas awang-awang kehinaan
Jauh kau jauh
Aku jijik melihatmu
Pergi jauh, pergi kau!
Renungkan kesalahanmu!
Adakah Akhir Cinta
Oleh: Cintanya A_07
Bila dunia menjadi buta
Mampukah aku berjalan pada kebenaran?
Bila dunia ini tak mengenal apa tujuan hidup
Mampukah aku bertahan?
Sementara seorangpun tahu tujuan hidup mereka
Jika manusia tak mengenal apa itu kiamat
Mungkinkah ia akan datang?
Sementara manusia-manusia itu tak tahu apa itu kiamat
Adakah akhir dunia?
Jika manusia tak lagi percaya kan datangnya?
Adakah akhir dunia?
Jika manusia tak ingat akan sang pencipta
Mungkinkah kiamat akan datang?
Sementara mereka tak mengerti mengapa dunia diciptakan?
Bila dunia menjadi buta
Mampukah aku berjalan pada kebenaran?
Bila dunia ini tak mengenal apa tujuan hidup
Mampukah aku bertahan?
Sementara seorangpun tahu tujuan hidup mereka
Jika manusia tak mengenal apa itu kiamat
Mungkinkah ia akan datang?
Sementara manusia-manusia itu tak tahu apa itu kiamat
Adakah akhir dunia?
Jika manusia tak lagi percaya kan datangnya?
Adakah akhir dunia?
Jika manusia tak ingat akan sang pencipta
Mungkinkah kiamat akan datang?
Sementara mereka tak mengerti mengapa dunia diciptakan?
Langganan:
Postingan (Atom)