Jumat, 25 Desember 2009

Mengaku Dirinya Nasution, Akhirnya Dianugerahi Pahlawan Revolusi

Pierre Tendean, Sang Anumerta dalam G-30-S/PKI
Oleh:Ulfatun Hasanah, XII Prog. Keagamaan

Ajudan Menko Hankam / Kasab Jendral AH. Nasution ini adalah pria kelahiran Jakarta, 21 Februari 1939. Meskipun Pierre putra seorang dokter, namun minatnya pada bidang militer ternyata cukup besar. Sehingga setelah lulus Sekolah Menengah Atas bagian B, Pierre mendaftarkan dirinya ke Akademi Militer Jurusan Teknik (Akmil Jurtek). Bisa dikatakan bahwa Pierre tergolong taruna yang cakap dan berprestasi. Kecakapan yang terus berlanjut itu akhirnya mengantarkan dirinya menjadi Ajudan sekaligus pengawal A.H. Nasution. Tepatnya pada bulan April 1965.
Sebagai ajudan yang baik dan pengawal yang setia pada atasannya, Pierre benar-benar membuktikan ketabahan dirinya. Hal tersebut bermula sejak munculnya PKI (Partai Komunis Indonesia) yang mengisukan “Dewan Jendral” akan mengadakan perebutan kekuasaan dari Presiden Soekarno. Oleh sebab itu sebelum “Dewan Jendral” benar-benar menggulingkan kekuasaan Soekarno yang pada wktu itu beliau dalam keadaan sakit. D. N. Aidit melakukan evaluasi untuk melumpuhkan TNI AD terlebih dahulu. Sebab TNI AD-lah yang mempunyai kemampuan untuk menggulung PKI. Dewan Jendral yang paling diincar adalah A.H. Nasution, A. Yani, Hryono M.T., Soeprapto, D.I. Pandjaitan, S. Parman, dan Sutojo S.
Setelah persiapan, PKI melakukan aksi penculikan, penyiksaan dan pembunuhan. Yaitu pada dinihari 1 Oktober 1965 PKI menyaatroni rumah A.H. Nasution. Namun dalam penculikan itu A.H. Nasution selamat. Akan tetapi sebagai gantinya, Ade Irma Suryani_Puterinya terebunuh. Bersamaan dengan itu juga, Pierre yang tertangkap mengaku dirinya adalah Jendral A.H. Nasution, akhirnya Pierre disiksa. Penyiksaan yang sangat kejam dan begitu sadis mengantarkan Pierre pada kematian. Jenasahnya ditanam bersama ketujuh korban lainnya di lubang buaya.
Pahlawan yang tewas pada peristiwa itu, termasuk Pierre Tendean oleh Negara di baiat sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan SK Presiden RI No.III / KOTI/ 1965.

Tingkatkan Mutu Pendidikan dengan MGMP


Kamis (24/12/2009), sekitar jam sebelas siang tampak beberapa guru memasuki ruang Aula MA 1 Annuqayah Putri. Mereka akan menghadiri MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang telah dilaksanakan sejak hari Sabtu (19/12/2009). Kegiatan yang diikuti oleh semua guru MA 1 Annuqayah Putri itu bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, melalui peningkatan kualitas guru sesuai dengan indikator profesionalisme guru.
Agenda yang akan dibahas dalam kegiatan itu antara lain, RTL (Rencana Tindak Lanjut) MGMP tahun pelajaran 2008-2009, KKM dan kisi-kisi soal-soal mata pelajaran tahun pelajaran 2009-2010. Untuk mempermudah dan memaksimalkan pelaksanaannya setiap materi diklasifikasi sesuai rumpun mapel dan dibentuk koordinator. Dan untuk kegiatan selanjutnya kegiatan tersebut dikoordinir oleh koordinator mapel sesuai dengan agenda kerja yang telah disepakati oleh kelompoknya.
Menurut Bapak Afif Ready, Wakamad. Bagian Kurikulum, selama pelaksanaan MGMP untuk materi umum tidak begitu banyak kendala, namun untuk materi lokal para guru merasa kesulitan karena tidak adanya standar kompetinsi dalam kitab yang dijadikan referensi utama.
Sebenarnya kegiatan MGMP tersebut merupakan lanjutan dari MGMP tahun pelajaran 2008-2009. Dan salah satu hasil MGMP pada tahun itu yang telah berhasil dilaksanakan adalah pembuatan LKS masing-masing mapel, dan bahkan salah satu LKS yang berhasil diterbitkan tidak hanya digunakan di MA 1 Annuqayah Putri namun juga di MA Miftahul Ulum, Pamekasan.
Kegiatan yang merupakan program Wakamad. Bagian Kurikulum itu dilaksanakan selama enam hari (19-24/12/2009) dan akan ditindaklanjuti dengan kegiatan Lokakarya Perangkat Pembelajaran selama dua hari. Sedangkan dana untuk kegiatan tersebut sepenuhnya didukung oleh Sampoerna Foundation. (Va_Posting-erblog)