Senin, 21 Desember 2009

MENUJU PEMBELAJARAN BERBASIS KASIH SAYANG

Oleh:Izzatul Kamilia, XII IPS 1

Setiap hari didalam kelas guru selalu dihadapkan pada kondisi siswa yang beraneka ragam. Hal itu terjadi karena siswa hadir dari latar belakang yang berbeda. Dan itu merupakan tantangan tersendiri bagi seorang guru yang harus dihadapi setiap hari, sehingga guru dituntut untuk selalu mengerti keadaan siswa setiap waktu.
Untuk masalah itu guru harus peduli dan melibatkan emosinya dalam mengajar, yaitu guru harus mampu melihat suatu permasalahan dari sudut pandang para siswa untuk mengetahui cara apa yang paling tepat agar siswa tertarik dan bisa menimbulkan rasa keingintahuan terhadap siswa itu sendiri. Juga mencari metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam semua kegiatan dalam kelas, sebagai salah satu upaya untuk mencuri perhatian siswa.
Tapi itu tidaklah cukup karena dalam mendidik siswa itu sendiri guru harus memberikan perhatian penuh kepada siswa, karena dengan cara itu siswa merasa dirasakan keberadaannya. Sehingga siswa memperhatikan terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru yang bersangkutan dan berpengaruh pada daya serap siswa terhadap pelajaran yang disampaikan. Dan yang terpenting adalah guru tidak meninggalkan siswa dalam kebingungan yang nantinya bisa membuat siswa bosan pada pelajaran juga pada guru yang bersangkutan. Tidak bisa dilupakan pula guru harus menyediakan waktu sebanyak-banyaknya untuk berdiskusi dengan siswa agar guru bisa lebih mengerti dan memahami kondisi dan keinginan siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Arief Rachman salah seorang praktisi pendidikan Indonesia guru harus mampu melayani siswa dalam keragamannya, sehingga potensi siswa bisa berkembang
Dan hal itu memang tugas yang paling mendasar dari seorang guru. Karena memang tidak ada aturan umum tentang cara mengajar ataupun mendidik siswa, karena setiap orang melakukannya dengan cara yang berbeda dan akan berhasil dengan cara yang berbeda pula sesuai dengan metode yang dipakai. Entah apapun gaya dan metodenya yang penting sesuai dengan kondisi siswa.
Kita coba ambil satu contoh cara mengajar seorang ”guru” yang berhasil menjadikan ”muridnya” menjadi manusia yang sempurna dalam berbagai hal. Manusia itu adalah nabi Muhammad saw, yang terkenal dengan kepandaiannya, kejujurannya dan sifat-sifat baik lainnya dan gurunya adalah malaikat Jibril yang bertugas menyampaikan kalamullah kepada sang utusan. Dalam at-Tajrid ash-Sharih sayyidatuna Aisyah meriwayatkan ketika kali pertama beliau menerima wahyu di Gua Hira’ yang menyampaikan kepada beliau adalah malaikat Jibril, laluJibril berkata ”iqra’” Rasulullah menjawab ”ma ana bi qari-i” lalu malaikat jibril menarik beliau mendekat dan dipeluk hingga beliau merasa kepayahan, hal itu dilakukan berkali-kali hingga Rasulullah mampu menerima wahyu dari Allah dan disaat itu juga beliau resmi diangkat sebagai utusan Allah.
Hal itu menunjukkan bahwa menjadi guru itu hendaknya mendidik dengan hati yang ikhlas, tulus dan dilandasi kasih sayang pada siswa. Karena tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan tapi juga bisa memotivasi dan membangun optimis siswa untuk tetap semangat dalam belajar, bukan hanya belajar materi pelajaran di sekolah tapi juga belajar tentang hidup. Karena guru bertanggung jawab terhadap kondisi siswa dalam upaya memahami pelajaran, dan sekali lagi tidak meninggalkan siswa dalam kebingungan.
Selain itu tugas guru adalah mengayomi siswa dan membesarkan atau memperkuat mental siswa. Guru juga harus bisa memberi arahan kepada siswa dan mendorong siswa pada jalan-jalan kebenaran dan kebaikan. Karena dengan cara itu guru membangun kepribadian siswa menjadi peribadi yang berkualitas, dan juga bisa menghasilkan garuda-garuda bangsa yang tangguh dan berpendirian kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar