Oleh: Ulfatun Hasanah, XII Prog. Keagamaan
Daun-daun kembali beku
bisu
Patungkan jiwa kaku
lesu
Tarian angin yang aduhai
Merontokkan tanpa belai
Menggeroti celah yang terberai
Tak tersisa walau sehelai
Tangan-tangan bercahayakan Huda
__menerangi gelap di balik dada
menarik perlahan; dan
mengelusnya kembali.
Saat Ulfa kembali diracuni benalu-benalu dunia, menderaikan airmata dalam muara yang seharusnya tak tertumpahkan yang lebih pantas jikalau muara itu tetap bersumber dengan sumbernya yang hakiki, di muara Kautsar. namun apa?! seorang Ulfa adalah sosok yang tak banyak melakukan apapun tanpa tiupan KunNya yang melebur Fayakun.
Hh...
Jujur, Ulfa paling tak bisa menyimpan bara dendam di hatimu yang setulus dan seputih pasir. Namun ingat, daun segar saja bisa kering tanpa aura, yang setiap hari ditatap matahari nanar sebab itulah hukum alam. Begitupula jiwamu... jangan sampai teracuni oleh virus-virus syaitan. Tahu kan maksudnya??? Sehingga Ulfa masih tetap bisa bersandar di sana, di keteduhan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar